Jika berbuat baik, (berarti) kamu telah berbuat baik untuk dirimu sendiri. Jika kamu berbuat jahat, (kerugian dari kejahatan) itu kembali kepada dirimu sendiri. Apabila datang saat (kerusakan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu, untuk memasuki masjid (Baitulmaqdis) sebagaimana memasukinya ketika pertama kali, dan untuk membinasakan apa saja yang mereka kuasai.
Kemenag menafsirkan, janji Allah SWT bagi orang-orang yang berbuat baik akan dirasakan di dunia maupun di akhirat. Kebaikan di dunia yang diterima golongan tersebut adalah memperoleh kesempatan untuk melipatgandakan harta sebagai sarana hidup, dan melanjutkan keturunan sebagai khalifah di muka bumi.
“Mereka akan menjadi bangsa yang kuat, yang dapat mewujudkan budaya yang tinggi untuk lebih menggairahkan kehidupan mereka, dan menjamin kelancaran usaha dan ibadah mereka kepada Allah SWT,” demikian penjelasannya.
Sementara, kebahagiaan yang akan diterima di akhirat kelak adalah surga yang penuh dengan kenikmatan. Lain halnya dengan orang-orang yang berbuat keburukan adalah azab api neraka dengan siksaan yang pedih.
“Mereka tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidup dan diri mereka dari kehancuran dan maksud-maksud jahat musuh. Mereka akan menjadi bangsa yang tertindas dan terjajah,” tulis Kemenag.